Otto Masih Hidup!

Tribute for Prof. Otto Soemarwoto dalam NGOBRASS, DPKLTS Indonesia, 27 Desember 2010

 

Sore itu hujan telah reda saat kami sampai di markas Dewan Pemerhati Kesehatan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Indonesia, yang tergeletak di Jl. Riau, Bandung. Angin sejuk berbalut alunan balada dari teman-teman Komunitas Penyanyi Jalanan yang banyak menyoal ketidakadilan sosial, komodifikasi pendidikan yang mendiskriminasi orang-orang miskin, dan lain sebagainya, segera meny. Segera setelah bertukar sapa dan salam dengan teman-teman yang sudah hadir lebih dulu, kami mulai mencari spot PW (posisi wuenak). Biasanya dalam dalam berbagai forum seperti ini, spot yang menjadi idola adalah ketika kita bisa luput dari perhatian, sambil tetap bisa memerhatikan gerak-gerik di sekitar.

Sejurus kemudian, datanglah bandrek panas yang disuguhkan dalam mug batok kelapa, dan sepotong brownis kukus sebagai pengiring kata sambutan dari Sobirin sebagai ketua DPKLTS Indonesia. Di jurus selanjutnya, hiduplah kembali sosok Otto Somarwoto, sosok yang telah banyak memberi kami ilmu yang berguna, ilmu yang dapat diaplikasikan dalam keseharian, untuk membuat kualitas kehidupan manusia semakin baik, selaras dengan lingkungan alam. Lalu pada pada tiga, empat, lima dan enam jurus selanjutnya, kami mendudukannya dan mulai bercakap-cakap. Kami semua merasa kehilangan, namun Otto masih hidup, semangatnya tak akan pernah mati.

Continue reading

How Can Arts Return Calls of Nature?

Part 1: Let the Plants Do the Work!

David Duval-Smith and Mike Frank have been spending a quite significant time in Japan. Luckily, they are more interesting than that. They are the vanguard and the pioneer in synchronising what contemporary world still sees as contradicting: the nature and modern civilization. Pouring their heart and mind in making those two elements of the world work without destroying each other, through their work, their life and their words… here is their story.

By Amanda Andi Wellang – Rizky Aghistna

Continue reading